headlines

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Slider[Style1]

      Style2

        Style3[OneLeft]

          Style3[OneRight]

            Style4

              Style5

                   Dikisahkan seorang yang bernama Ki Djuber bersama rombongan datang kehutan yang jaraknya ± 1 (satu) hari perjalanan dari Gunung Jati menuju arah Barat Daya. Sesampainya ditempat itu rombongan tadi seizin Mbah Kuwu Cerbon langsung menebang hutan dengan cara membakarnya terlebih dulu untuk menentukan luas wilayah yang akan dijadikan perkampungan baru tersebut, karena cara dulu untuk menentukan wilayah yaitu melalui membakar pohon yang paling besar dan tinggi agar debu pembakarannya dapat terbang jauh sampai dimana abu yang terbang hasil pembakaran tadi itulah wilayah miliknya dan ternyata pada saat itu diperkirakan abu tadi terbang kearah Barat sampai kesungai Jinalim. Demikian pula yang terbang kearah Utara yaitu sampai kebelokan sungai Jinalim dan sungai Soka diantara saluran Dam Kudus sekarang. Sedang kearah Timur Selatan yaitu diperkirakan sampai kesaluran / selokan air Cigundul dan yang kesebelah Selatan yaitu diperkirakan sampai kesaluran / sungai kecil Watukruyu. Ditengah perkampungan yang dibuka oleh sekelompok orang tersebut tadi terbentang sungai yang dinamakan Sungai Soka.

                Terwujudlah perkampungan baru disebelah Barat Daya Gunung Jati dengan dihuni oleh sejumlah penduduk, dalam perkembangannya banyak orang yang datang dengan berbagai hal kegiatan, baik perdagangan maupun penyebaran agama yang ingin bertempat tinggal sebagai penduduk di perkampungan tadi. Sehingga lama kelamaan ramailah perkampungan baru ini, demikian pula agama keyakinan yang dianut beraneka ragam, ada Islam adapula agama lain. Diantaranya ada orang yang sangat menentang ajaran Islam yaitu Ki Gede (Ageng) Blambong. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Ki Djuber ternyata tidak mendatangkan hasil. Ki Djuber pada saat itu bertempat tinggal diwilayah sebelah Timur sungai Soka yang berdekatan dengan tempat tinggal Ki Gede Blambong. Sedang tua-tua kampung yang sama dengan Ki Djuber yaitu Ki Sayu yang menempati dibagian Barat Sungai Soka.

                            Alkisah di Gunung Jati  Cerbon ada dua orang santri yang sedang berguru menuntut ilmu pada Gusti Sinuhun Cerbon (Syech Syarif Hidayataullah) dan kepada Ki Kuwu Cerbon (Mbah Kuwu Cakra Buana) yaitu Ki Paluhamba Putra Seorang Ki Dana Wangga dari Kuningan. Kedua santri tersebut cukup Cerdas sehingga dalam waktu singkat segala ilmu yang diajarkan oleh Sinuhun dan Ki Kuwu cerbon ini dapat di kuasai oleh kedua santri tadi. Namun Ki Paluhamba memiliki kelebihan dari Ki Pajengan, kedua santri ini sangat bersahabat lebih dari saudaara kandung.

                            Suatu ketika atas informasi dan permintaan dari warga perkampungan baru tadi kepada Sinuhun Cerbon agar dua upaya untuk mengislamkan Ki Gede Blambong, maka Sinuhun Cerbon mencoba untuk menerima dn meluluskan permintaan warga perkampungan baru tadi. Diutuslah kedua santri yang bernama Ki paluhamba dengan Ki Pajengan untuk datang ke perkampungan baru yang kira-kira sehari perjalanan menuju arah Barat Daya.

                            Sampailah kedua santri ke perkampungan baru dengan menemui Ki Djuber sebagai tua-tua kampung, setelah mendapat berbagai informasi dan keterangan penting dari Ki Djuber maka Ki Paluhamba beserta Ki Pajengan mulai mengadakan pendekatan kepada Ki Gede Blambong. Ternyata dengan berbagai upaya pendekatan tersebut tidak mendatangkan hasil yang sampai pada klimaksnya, terjadilah perang tanding antara Ki Paluhamba dengan Ki Gede Blambong. Perang tanding ini cukup  lama  sampai berminggu-minggu dan kedua orang tadi tidak lepas dari pengataman Mbah Kuwu Cerbon  yang sedang keliling diwiliyah itu.  

                            Dalam pengamatan beliau  kalua dibiarkan maka pada saatnya nanti  mungkin saja Ki Paluhamba  akan terdesak, sehingga beliau mengeluarkan pusaka yang disebut Golok Cabang dan memerintahkan untuk membantu Ki Paluhamba. Perang tanding tadi nampak mulai tidak seimbang, sampai pada akhirnya Ki Gede Blambong terdesak kalah dan menemui ajalnya dengan leher tertebas oleh Golok Cabang milik Ki Kuwu Cerbon, disaat itu pula roh Ki Gede Blambong melayang menuju arah Barat, dikejar  pula  oleh Mbah Kuwu dengan Ki Paluhamba sampai dibawah jembatan Sungai Soka. Untuk selanjutnya roh Ki Gede Blambong menetap di bawah jembatan dengan di juluki Ki Punuk. Saat itulah datanng Sinuhun Cerbon bersama Ki Djuber menemui  Mbah Kuwu Cerbon beserta Ki Paluhamba. Ki Djuber selaku sesepuh perkampungan baru tadi menghaturkan terima kasih dengan menyerahkan wilayah sebelah barat Sungai Soka kepada Ki Paluhamba. Atas restu Sinuhun Cerbon wilayah  tersebut  yang tadi diterima oleh Ki Paluhamba diberi nama PALUMBON yang disaksika pula tua-tua kampung lainnya. Diantaranya ada Ki Sayu yang menetap di wilayah sebelah Barat Sungai Soka. Pemberian nama PALUMBON tersebut di perkirakaan pada tahun 1498 Masehi yang mengandung arti yaitu kelebihan atau punya ilmu yang sangat lebih, sebab kata PALUMBON berasal dari kata LELUMBAN yang artinya kebanyakan.

                berikut daftar Kuwu di Desa Plumbon

                  1.  Ki Sayu menjabat Kuwu dari Tahun 1500
                  2. Wangsadipa  menjabat Kuwu dari Tahun 1836-1842
                  3.  H. Abdul Salam menjabat Kuwu dari Tahun 1842-1867
                  4.  Sura Pekerja menjabat Kuwu dari Tahun 1867-1892
                  5.  Buyut Sampar menjabat Kuwu dari Tahun 1892-1911
                  6.  Subita menjabat Kuwu dari Tahun 1911-1923
                  7.  Sastra Sukendra menjabat Kuwu dari Tahun 1923-1961
                  8.  Sukirno menjabat Kuwu dari Tahun 1961-1963
                  9.  Djuhanda menjabat Kuwu dari Tahun 1963-1968
                10.  Iskak  Bratasasmita menjabat Kuwu dari Tahun 1968-1984
                11.  Pj. Kamisa menjabat Kuwu dari Tahun 1984-1985
                12.  Agus Umar menjabat Kuwu dari Tahun 1985-1995
                13.  Suratman menjabat Kuwu dari Tahun 1995-2003
                14.  Moh. Romli Hernawan menjabat Kuwu dari Tahun 2003-2013
                15.  Nurhiyanto menjabat Kuwu dari Tahun 2014-2015
                16.  Karsono  menjabat Kuwu dari Tahun 2015-2021