Handoyo Mokh Yuli lahir di Cirebon, 02 September 1951 Putra ke-3 dari 5 saudara yang dilahirkan ibunda tercinta bernama Sanimah dan bapak Mokh Yuli di kampung Nyapa Wetan, Desa Tegalwangi (sekarang Tegalsari) Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon.
Riwayat Pendidikan beliau masuk Sekolah Teknik Menengah Perikanan Laut di Cirebon tahun 1969.lalu beliau masuk ke Akademi Seni Tari Indonesia, Jurusan Sunda di Bandung tahun 1971, namun belum menyelesaikan skripsi. Beliau juga mengikuti pendidikan non formal di Padepokan Bangong Kussudiardja tahun 1978-1980 di Yogyakarta. Beliau mempunyai bakat alami menari dan mempelajari seni tari sejak dari tahun 1964 bersama Sujaya Arja, Suji Wentar, Saca Wentar, Dasi Wentar dan guru seni tari lainnya. serta juga belajar seni tari Pergaulan Nasional bersama Ibu Dewi pada tahun 1968/69. Tidak hanya seni tari saja, beliau pun mempelajari seni Karawitan, beliau memulai belajar secara otodidak sejak 1964,kemudian pada tahun 1975 beliau mulai belajar bersama gurunya yang bernama Bapak Wili, Sangid, Kerba dan lainnya.
Pak Handoyo MY sudah banyak sekali pengalaman dan prestasi gemilang yang dicapainya selama ia berkarier di bidang seni tari dan juga karawitan. Seperti pengalaman yang beliau dapat di dalam negeri, pada tahun 1975, beliau mendirikan sebuah sanggar yang bernama Sanggar Seni Pringgadhing di Plumbon. Pada tahun 1980 beliau menjadi koreografer Tari Massal 3000 penari putra putri dalam rangka Pembukaan PORDA III Jawa Barat di Cirebon, tari kolosal dalam rangka Upacara Penerimaan penghargaan Para Samya Purna Karya Nugraha Kota Cirebon dengan jumlah 2000 siswa/siswi di Kota Cirebon, serta berbagai tari kolosal lainnya.
Di tahun 1987-2007 beliau pernah menjadi sutradara, penata tari, penata gendhing, dan penari pada Pagelaran Kolosal, dengan sejumlah penari rata-rata 350 orang di Panggung Budaya Sunyaragi Cirebon dan Jakarta, dalam 18 judul Ceritera Babad Cirebon dan Laksamana Cheng Ho. Beliau juga menjadi penata tari dan gendhing pada festival Tari Nusantara tingkat nasional dan sebagai penyaji terbaik 10 besar, lalu pada beberapa kali di festival tari tingkat Jawa Barat sebagai penyaji terbaik ke 1, dan pada tingkat anak-anak , remaja dan dewasa dengan jumlah diatas 100 tarian.
Pada tanggal 10 dan 17 Mei 2008, beliau menyutradarai sekaligus menata Gendhing Tari Randu Kentir pada pagelaran di Taman Budaya Jawa Barat dan TMII.
Selanjutnya pengalaman Pak Handoyo di luar negeri, pada tahun 1979 beliau mengikuti misi Kesenian Bagong Kusudiardjo ke Jerman Barat, Swiss, Prancis, Belanda. Di tahun 1989, beliau membawa misi Tari Topeng Cirebon dalam rangka Perfromance at " West-East Horizon III Music Festival '' sebagai pimpinan rombongan dan Penari Tayuban di Tokyo, Jepang. Di tahun 1991 beliau pernah mengikuti pameran Kebudayaan Indonesia-Amerika Serikat (KIAS), sebagai penata artistik, dan lagi-lagi membawa misi Tari Topeng Cirebon dalam rangka Performance at " the 3rd Tsuyama International All Round Music Festival '' sebagai pimpinan rombongan dan penari topeng klana.
Selain pengalaman di bidang seni tari, beliau juga memiliki seni di bidang karawitan, pada tahun 1975 beliau mencoba mulai melahirkan kreasi-kreasi gendhing yang saat itu dianggap merusak tatanan karawitan. Namun beliau tidak menyerah sampai akhirnya pada tahun 2000 merakit kembali seluruh data dan pengalaman tentang tari dan karawitan, sekaligus menata gendhing agung, ageng dan alit serta gendhing-gendhing kreasi sebagai pengiring tarian yang beliau tata.
Sumber : Buku " Rumusan Patut dan Pathet Laras Gamelan Pelog ; Karawitan Cirebon, Jawa dan Sunda ''
Selanjutnya pengalaman Pak Handoyo di luar negeri, pada tahun 1979 beliau mengikuti misi Kesenian Bagong Kusudiardjo ke Jerman Barat, Swiss, Prancis, Belanda. Di tahun 1989, beliau membawa misi Tari Topeng Cirebon dalam rangka Perfromance at " West-East Horizon III Music Festival '' sebagai pimpinan rombongan dan Penari Tayuban di Tokyo, Jepang. Di tahun 1991 beliau pernah mengikuti pameran Kebudayaan Indonesia-Amerika Serikat (KIAS), sebagai penata artistik, dan lagi-lagi membawa misi Tari Topeng Cirebon dalam rangka Performance at " the 3rd Tsuyama International All Round Music Festival '' sebagai pimpinan rombongan dan penari topeng klana.
Selain pengalaman di bidang seni tari, beliau juga memiliki seni di bidang karawitan, pada tahun 1975 beliau mencoba mulai melahirkan kreasi-kreasi gendhing yang saat itu dianggap merusak tatanan karawitan. Namun beliau tidak menyerah sampai akhirnya pada tahun 2000 merakit kembali seluruh data dan pengalaman tentang tari dan karawitan, sekaligus menata gendhing agung, ageng dan alit serta gendhing-gendhing kreasi sebagai pengiring tarian yang beliau tata.
Sumber : Buku " Rumusan Patut dan Pathet Laras Gamelan Pelog ; Karawitan Cirebon, Jawa dan Sunda ''
Tidak ada komentar: